MEMAKNAI UJIAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN
A.
Pendahuluan
Tak ada manusia yang
luput dari ujian. Ketika ujian itu datang kita tidak bisa menghindari selain
pasrah, berusaha menghadapinya atau bahkan menyerah.Itu bagaimana pilihan
masing-masing individu dan kecerdasan kekuatan (power intelligence) atau
kemampuan manusia menghadapi kehidupan. Namun dibalik setiap ujian yang menimpa
kita,yakinlah akan selalu ada hikmah dibalik itu semua selama kita berfikir
positif..
Berbicara tentang
ujian di dunia pendidikan tentunya melibatkan guru dan siswa. Guru dengan Uji
Kompetensi Gurunya dan siswa dengan Ulangan-ulangan,, US/M, UN bahkan UNBK.
Ujian itu dilaksanakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi yang telah
diperoleh selama pembelajaran berlangsung. Sehingga apabila mereka bisa
melewati semua itu mereka bisa melanjutkan ke tahapan yang lebih tinggi atau
syarat memperoleh kesejahteraan bagi guru.
Realitanya ujian dalam dunia pendidikan saat ini
hanya menyisakan kekhawatiran dan kegelisahan bagi guru atau siswa yang hendak
diuji. Kelayakan mereka untuk membuktikan hasil yang telah diperoleh selama
batas waktu yang ditentukan akan di uji. Seolah-olah jerih payah siswa, guru
dan sekolah ditentukan uji materi beberapa pelajaran atau kompetensi yang
diujikan dalam Ujian. Sehingga apabila diperhatikan lebih seksama, hasil
ujian sekarang ini belum memberikan manfaat yang signifikan untuk individu
maupun lembaga.
B.
Bentuk Ujian dalam Dunia Pendidikan
Ujian Nasional biasa
disingkat UN/UNAS dan untuk tingkatan SD bernama US/M adalah sistem evaluasi
standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu
tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan.
Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Belum lagi sekarang ada namanya UNBK atau Ujian Nasional Berbasis Komputer
adalah tes terkomputerasi atau Computerized Based Test (CBT)
dimana penyajian dan pemilihan soalnya
di lakukan secara terkomputerisasi yang akan membuat para peserta tes
mendapatkan paket soal yang berbeda-beda walau hanya
dilaksanakan di beberapa sekolah namun hal ini telah menimbulkan pro dan
kontra.
Uji Lain siswa lain lagi dengan guru. Pada tataran guru ada
namanya Uji Kompetensi Guru disingkat UKG adalah
sebuah kegiatan Ujian untuk mengukur kompetensi dasar tentang bidang studi
(profesional) dan pedagogik guru.. UKG yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2012 seakan
menjadi momok yang menakutkan. Parahnya lagi hasil UKG dijadikan patokan dalam
beberapa kebijakan pemerintah seperti guru pembelajar dan perekrutan peserta
sertifikasi guru 2 tahun terakhir ini.
Pemerintah
berharap dengan adanya UKG guru senantiasa mau terus belajar dan mengembangkan
dirinya dengan tidak puas dengan ilmu yang telah ada. Karena kita tahu bahwa
ilmu pengetahuan berkembang begitu pesatnya, tantangan kedepan untuk anak didik
kita semakin sulit. Untuk itu diperlukan
seorang pendidik yang berkompeten untuk menyiapkan generasi emas bangsa ini.
Ujian dalam dunia pendidikan memang sangat
diperlukan seperti ujian dalam kehidupan. Semua semata-mata untuk meningkatkan
derajat yang diuji. Selain itu menurut Miller
(2009), ujian nasional contohnya dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan
pendidikan untuk mendeteksi kelemahan yang dimiliki selain memberikan informasi
kemajuan peserta didik dan kualitas sekolah serta yang terpenting mampu memotivasi
guru dan siswa berusaha lebih baik lagi. Itu makna ujian
sesungguhnya.
Oleh karena itu supaya ujian itu bisa diterima
dengan legowo oleh semua pihak hendaknya pemangku kebijakan merencanakan dengan
matang dan penuh perhitungan ketika memutuskan suatu ujian. Selain itu harus
melalui serangkaian pengamatan di lapangan dan uji materi yang teliti. Bentuk
soal pun harus dibuat dengan indikator yang diharapakan terutama mewakili
kompetensi yang penting dalam kehidupan mereka dan tidak hanya mengukur aspek
kognitif saja tapi juga berdasarkan aspek psikomotor dan afektif tentunya.
Sebagai warga pendidikan hendaknya kita lebih bijak
menyikapi ujian. Ada yang lebih penting dari sekedar hasil yang diharapkan
yaitu proses perjuangan dan kejujuran dalam melaksanakan ujian. Intinya apapun
bentuk ujian itu hendaklah kita lebih positif dalam menghadapinya. Selain itu,
ketenangan, persiapan matang dan tentunya tetap berdo’a supaya diberi kemudahan
dan kelancaran dalam menghadapinya.
C.
Penutup
Saat ini memang belum ditemukan metode khusus
dalam mengukur suatu ketercapaian kompetensi untuk melanjutkan ke tingkatan
lebih tinggi dalam setiap jenjang pendidikan terkecuali ujian. Ujian
memang diperlukan supaya kita bisa mengembangkan potensi diri untuk terus lebih
baik
Jika Ujian jelas arah dan sasarannya, maka
pemerintah pun akan mudah menentukan kebijaksanaan yang tepat, tidak lagi
menghamburkan dana yang tidak ada manfaatnya.Andaikan saja pemegang kebijakan
mampu merumuskan sistem yang bukan hanya menuntut hasil baik tetapi proses
didalamnya dengan tetap mengutamakan nilai-nilai karakter (kualitas) daripada
deretan angka (kuantitas) mungkin hasil ujian baik untuk guru maupun siswa
dapat bermanfaat terutama di masa yang akan datang.
Namun
jika kita menjalani dengan ikhlas dan penuh kesadaran, akan ada hikmah yang
kita dapatkan. Ujian-ujian tersebut sudah menjadi program pemerintah. Walau kita
berhak menolak, tapi alangkah bijaknya kalau kita dukung dengan penuh tanggung
jawab. Mereka menyusun itu semua tentu berdasarkan fakta yang di dapat dan
dengan tujuan yang baik. Mungkin caranya saja yang belum bisa diterima dengan
baik oleh sebagian pihak.
Akan jauh lebih baik kita mampu
menghadapi ujian dibandingkan berharap tidak mendapatkan ujian. Saat kita
sanggup dan bisa melalui ujian, maka kita akan mendapatkan hikmah, pelajaran,
dan kebaikan dari ujian itu sendiri selain kita akan semakin terlatih menjadi
pribadi tangguh. Jadi, jangan takut dengan ujian dan selamat mengikuti
ujian!
0 komentar:
Posting Komentar