AKSARA
SUNDA : Seni Literasi yang Hampir Terlupakan
Bahasa
merupakan salah satu identitas suatu budaya daerah maupun negara. Bahasa
merupakan alat komunikasi seseorang dalam menyampaikan sesuatu baik secara
lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri dari
berbagai budaya dan suku bangsa. Salah satu suku bangsa yang ada adalah suku
Sunda yang menggunakan bahasa daerah bahasa Sunda. Dalam bahasa Sunda tulisan
dikenal sebagai aksara, sehingga tulisannya disebut Aksara Sunda.
Menurut
wikipedia istilah Aksara Sunda yang sekarang adalah Aksara Sunda Baku yaitu
merupakan sistem penulisan hasil penyesuaian Aksara Sunda Kuna yang digunakan
untuk menuliskam Bahasa sunda kontemporer. Sebagai orang Sunda seharusnya kita
bangga karena Bahasa Sunda dan Aksara Sunda menjadi satu-satunya bahasa daerah
Indonsesia pertama yang bisa diaplikasikan di Komputer dengan lisensi UNICODE (Lisensi
Bahasa Komputer Internasional). Selain tentunya kita punya bahasa daerah yang
“kaya” karena dalam satu makna itu bisa
terdiri dari beberapa kata yang berbeda tergantung pada siapa dan kondisi
bagaimana kata tersebut digunakan.
Namun
seiring perkembangan zaman, kebanggan itu semakin lama semakin pudar. Orang
yang mengaku asli orang Sunda sendiri sudah jarang menggunakan bahasa Sunda
terutama Aksara Sunda. Padahal menurut sejarah, Aksara Sunda telah dikenal
sejak abad XII hanya saja pada masa penjajahan masyarakat Sunda dipaksa
meninggalkan penggunaannya oleh penguasa dan keadaan saat. Hal inilah yang yang
mengakibatkan punahnya Aksara Sunda Kuna dalam tradisi masyarakat Sunda.
Berdasarkan
penelitian terhadap prasasti-prasasti dan naskah-naskah tua sejak akhir abad
XIX muncullah kesadaran akan adanya sebuah Aksara Sunda yang merupakan identitas
khas masyarakat Sunda. Hal itu dituangkan dalam beberapa Perda diantaranya
Perda No. 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan, dan Pengembangan Bahasa,
Sastra dan Aksara Sunda yang kemudian digantikan oleh Perda No. 5 Tahun 2003
tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah. Dengan adanya Perda
tersebut, Aksara Sunda mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum. Sebagian
besar daerah nama jalan-jalan di Provinsi Jawa Barat telah menggunakan Aksara
Sunda.
Belajar
Aksara Sunda di dalamnya pasti ada membaca dan menulisnya. Aksara Sunda
dilambangkan dengan simbol-simbol tertentu yang sudah dibakukan. Mempelajarinya
seperti mempelajari membaca sandi-sandi. Begitu pula dengan membacanya berarti
mengartikan simbol-simbol atau sandi-sandi tersebut yang untuk kemudian
diterjemahkan dalam bahasa yang dimengerti.
Buat
sebagian orang belajar Aksara Sunda selain bisa mempelajari budaya daerahnya
juga mendatangkan kesenangan tersendiri. Hal itu dikarenakan karena Aksara
Sunda lebih kepada belajar seni keindahan, ketelitian, kerapian, ketepatan dan
ketekunan.
Pemerintah
lewat Dinas Pendidikan telah memfasilitasi siswa untuk belajar Aksara Sunda salah
satunya dengan mengadakan perlombaan tentang Maca jeung Nulis Aksara Sunda. Perlombaan ini sedikitnya telah
menimbulkan kegairahan kembali dalam melestarikan budaya Sunda terutama di
kalangan generasi muda. Selain itu pada sebagian sekolah telah mengintegrasikan
pembelajaran Aksara Sunda ke dalam Mulok Bahasa Sunda. Mudah-mudahan hal ini
bisa mencegah Aksara Sunda yang hampir terlupakan bahkan punah khususnya di
Jawa Barat.
Ket: Telah dimuat di Surat Kabar Priangan edisi 5 April 2016
|
Oleh : Ema
Astri Muliasari, S.Pd
Guru SD Negeri
Sukamulya
Kota
Tasikmalaya
|
0 komentar:
Posting Komentar