I Am

Karier Terus Keluarga Terurus



KARIER TERUS, KELUARGA TERURUS
Dengan gencarnya emansipasi wanita, zaman sekarang banyak wanita yang ikut bekerja. Tujuan mereka ada yang murni untuk mencari penghasilan, ikut membantu perekonomian keluarga, mengganti peran suami atau hanya untuk mengisi waktu luang sebagai bentuk aktualisasi diri. Pendidikan dan tuntutan zaman telah menjadikan wanita memilki peran yang sama dengan laki-laki khususnya dalam dunia kerja. Berkarier dalam pemerintahan atau PNS, perusahaan swasta, BUMN, pabrik maupun wiraswasta seperti bisnis online yang tren sekarang dan bisa dikerjakan di rumah.
Memang tak ada batasan wanita untuk terus mengembangkan kariernya dalam dunia pekerjaan. Untuk yang sudah berkeluarga selama masih ada ridho suami itu sah-sah  saja. Tetapi ketika pekerjaaannya telah membuat mereka lupa akan kodratnya sebagai seorang istri untuk tetap mendampingi serta berbakti kepada suaminya itu patut dihindari. Setinggi apapun pendidikan dan karier mereka, istri juga adalah tetap seorang wanita yang mempunyai tugas-tugas sebagai ibu, terutama dalam mendidik anak-anaknya secara sempurna sehingga tidak boleh dikalahkan oleh  tugas lain apapun. Di tangan wanitalah pendidikan yang pertama dan utama unuk keluarganya. Peran itu dipandang sebagai penentu bagi kehidupan masyarakat.
Menjadi seorang Ibu yang berperan ganda yakni selain sebagai seorang ibu rumah tangga juga wanita karier tidaklah mudah. Mungkin untuk yang bekerjanya dilakukan di rumah alias wiraswasta itu tidaklah terlalu sulit karena mempunyai waktu fleksibel. Namun ketika pekerjaan itu dilakukan di luar rumah apalagi menuntut totalitas dan jam kerja yang menyita waktunya di rumah tentu itu memerlukan suatu pengorbanan yang lebih menguras energi baik tenaga maupun fikiran selain waktu kebersamaan bersama anggota keluarga lain otomatis berkurang.
Hal ini senantiasa menjadi dilema bagi IRT sekaligus wanita karier. Apalagi disaat pekerjaan kantor atau perusahaan menuntut lebih, sedang anak sakit atau ada anggota keluarga yang memerlukan perhatian khusus, ini akan menjadi buah simalakama. Belum lagi kesempatan untuk mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang tidak akan terulang menjadi sedikit. Alih-alih bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga tetapi secara tidak sadar telah mengorbankan hal yang lebih penting dalam keluarganya. Sehingga tidak terdapat keberkahan dalam keluarga tersebut. Salah satu penyebab dari hal itu karena adanya hak anggota keluarga yang terabaikan. Kalau sudah seperti itu sebanyak apapun rupiah yang kita cari kalau tidak adak keberkahan dalam keluarga percuma saja.
Harapannya sebagai wanita tentulah harus pintar-pintar memutuskan apakah akan menjadi IRT sejati atau IRT plus wanita karier. Izin suami sebagai kepala keluarga untuk istri ikut bekerja hendaklah dimanfaatkan sebaik mungkin dengan ikhlas dan harus siap dengan segala resiko maupun kewajibannya yang bertambah. Disinilah diperlukan saling pengertian antara suami dan istri. Karena ketika istri memutuskan bekerja ada pekerjaan rumah tangga yang mungkin saja terlewat walaupun hal itu bisa diwakilkan kepada orang lain misalnya asisten rumah tangga. Walau demikian, seorang IRT setinggi apapun jabatan dia dalam pekerjaannnya adalah tetap seorang Ibu yang mempunyai peran penting dalam keluarganya terutama anak-anaknya dan itu tidak bisa terwakilkan. Seorang ibu harus mampu menciptakan hubungan atau ikatan emosional dengan anak-anaknya karena anak adalah asset utama dan investasi dunia akhirat bagi orang tuanya.
Tak ada larangan wanita untuk berkarier namun haruslah pintar membagi waktu dan memilah pekerjaanya yang hendaknya tidak menuntut waktu yang sangat banyak. Sehingga peran utamanya dalam keluarga tetap menjadi prioritas. Selain itu, pintarlah untuk mengatur waktu terutama disaat-saat libur atau waktu senggang senantiasa dimanfaatkan untuk hal-hal positif bersama keluarga atau quality time bersama orang-orang yang tersayang. Ketika anak melihat ibunya memiliki prestasi karier cemerlang, menghasilkan uang namun masih bisa meluangkan waktu untuk keluarga, mereka tidak merasa kehilangan haknya. Intinya anatar karier dan keluarga haruslah seimbang. Sehingga ketika karier jalan terus keluarga pun harus tetap terurus, mudah-mudahan keharmonisan dan keberkahan dalam keluarga pun akan mengalir terus.
Oleh : Ema Astri M, S.Pd
Guru SD Negeri Sukamulya
Anggota Forum Gumeulis Kota Tasikmalaya



           

Hey there, I'm EMA!

Bagikan artikel ini!

Comments

2 komentar: